Pengertian Interaksi Teman Sebaya (Peer Group) Menurut Para Ahli
Pengertian Interaksi Teman Sebaya (Peer Group) Menurut Para Ahli. Menurut Suwarna, dkk. (2005: 93) interaksi adalah pengaruh
timbal balik atau saling mempengaruhi satu sama lain, yang terjadi antara dua
pihak atau lebih. Pihak yang terlibat dalam sebuah interaksi berarti melakukan
sebuah komunikasi. Komunikasi yang terjadi dapat berupa lisan atau tertulis.
Melalui komunikasi manusia akan memberikan pandangan dan pola pikir yang
dimiliki. Kepribadian dan pola pikir terbentuk dari pengaruhi yang diberikan
orang lain. Hubungan timbal balik antarmanusia akan saling memberikan pengaruh
satu sama lain.
Sugono, dkk. (2008: 542) berpendapat bahwa interaksi
merupakan proses saling melakukan aksi, berhubungan, dan saling
mempengaruhi. Proses interaksi terjadi
karena adanya aksi dan hubungan antarmanusia. Hubungan yang terjadi akan saling
memberikan pengaruh bagi masing-masing pelaku interaksi. Pengaruh yang
diberikan dapat berupa dampak positif dan negatif. Manusia melakukan interaksi
untuk memperoleh sebuah tujuan. Proses interaksi dibutuhkan karena manusia
tidak dapat memenuhi tujuan secara sendiri. Manusia memerlukan bantuan dari
orang lain agar tujuan yang diinginkan cepat atau lebih mudah tercapai.
Kebutuhan akan interaksi merupakan kebutuhan pokok manusia yang timbul secara
alami sebagai makhluk sosial.
Menurut Setiadi &Usman Kolip (2011: 64) interaksi sosial
dapat diartikan sebagai hubungan yang dinamis antarindividu, individu dengan
kelompok, dan antarkelompok sosial dalam bentuk kerja sama, persaingan atau
pertikaian. Bentuk dari interaksi dapat bersifat positif dan negatif. Bentuk
interaksi positif didasarkan pada tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma
dalam masyarakat. Kesesuaian tindakan interaksi yang sesuai dengan nilai dan
norma akan memberikan efek interaksi yang positif bagi setiap individu. Salah
satu bentuk interaksi yang erat terjadi dalam masyarakat adalah hubungan antara
teman sebaya.
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia teman berarti sebagai
kawan, sahabat, atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat (Sugono, dkk.,
2008: 1429). Kesamaan dalam melakukan kegiatan rutin atau sering dilakukan
menjadi ciri khas dalam interaksi teman sebaya. Anggota dalam kelompok teman
sebaya atau peer group relatif mempunyai usia yang seumuran. Seumuran berarti
tidak ada jenjang usia yang mencolok antaranggota teman sebaya.
Menurut Haditono (2002: 184) peer berarti teman setingkat
dalam perkembangan tetapi tidak harus memiliki usia yang sama. Kesamaan usia
bukan menjadi pokok utama dalam interaksi antarteman sebaya. Dalam teman sebaya
memungkinkan terdapat usia yang berbeda antarindividu. Teman sebaya lebih
menekankan pada kesamaan dalam fase perkembangan. Fase perkembangan dapat
terlihat dari kebiasaan dan pola pikir. Manusia akan terarahkan secara alami
menuju teman yang mempunyai kebiasaan dan pola pikir yang sama. Kesamaan
kebiasaan dan pola pikir akan membentuk suatu kecocokan dan lingkungan yang menyenangkan
sebagai dasar kebutuhan dasar kehidupan.
Jika dihubungkan dengan tipe-tipe kelompok sosial, teman
sebaya termasuk ke dalam tipe kelompok sosial in-group. Tipe kelompok in-group
sering menggunakan kata “kita” atau “kami”. Dalam menyebut kelompok lain atau
kelompok out-group biasa digunakan kata “mereka” (Soekanto, 2002: 123). Secara
nyata tidak ada perbedaan yang mencolok antara kelompok in-group dan out-group.
Kelompok in-group dan out-group hidup dalam sebuah kesatuan masyarakat yang
kompleks. Tidak ada peraturan dan batasan yang jelas antar anggota kelompok.
Masing-masing anggota kelompok hanya mengidentifikasi anggotanya karena rasa
nyaman dan kebiasaan bersama. Anggota kelompok teman sebaya biasa menghabiskan
waktu bersama tanpa ada sebuah jadwal yang pasti. Pengorganisasian kelompok
tidak tertata dengan rapi. Meskipun pengorganisasian kelompok teman sebaya
tidak tertata dengan rapi tetapi antaranggota mempunyai rasa kebersamaan yang
tinggi. Kebersamaan yang tinggi bisa terlihat jika salah satu anggota
mendapatkan musibah, maka anggota kelompok yang lain secara spontan akan
datang.
Teman sebaya termasuk ke dalam lingkungan sosial primer
dalam hubungannya di lingkungan masyarakat. Lingkungan sosial primer mempunyai
tingkat interaksi yang erat antaranggota (Walgito, 2010: 55). Antaranggota
kelompok primer saling mengenal dengan baik. Dengan interaksi yang erat
antaranggota menjadikan kelompok primer akan berpengaruh lebih dalam ke
masing-masing individu.
Berdasarkan pengertian interaksi dan teman sebaya di atas,
dapat disimpulkan bahwa interaksi teman sebaya merupakan hubungan timbal balik
beberapa manusia dengan fase perkembangan yang relatif sama. Mahasiswa memiliki
kesamaan dalam status pendidikan. Kesamaan dalam status pendidikan akan
membentuk interaksi antarmahasiswa. Kesamaan fase perkembangan juga menjadi
faktor terbentuknya interaksi teman sebaya di lingkungan mahasiswa. Lebih jauh
dari kesamaan status pendidikan dan kesamaan fase perkembangan, mahasiswa
secara naluri akan membentuk kelompok teman sebaya atas kesamaan yang lebih
mendalam. Kesamaan mahasiswa yang lebih mendalam seperti hobi, pola pikir, dan
tempat tinggal. Interaksi teman sebaya antarmahasiswa dibutuhkan karena
dorongan sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Interaksi teman sebaya
antarmahasiswa secara terus-menerus akan membentuk sebuah kelompok sosial.
Kesamaan mahasiswa dalam rutinitas kehidupan sehari-hari menjadi tolak ukur
interaksi teman sebaya. Interaksi yang sering menunjukan ikatan kuat antarteman
sebaya di lingkungan mahasiswa.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih