Posts

Showing posts from December, 2015

Pengertian Pendidikan Agama Buddha Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Pendidikan Agama Buddha Menurut Para Ahli. Usaha pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu melalui pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu membentuk generasi penerus bangsa Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan peserta didik diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Keterlibatan peserta didik secara aktif merupakan penentu keberhasilan dalam pendidikan. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakn

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Menurut Para Ahli

Image
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Menurut Para Ahli. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga macam, yaitu: faktor internal, eksternal, dan pendekatan belajar (Muhibbin Syah, 2013: 145). Faktor internal yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan mental siswa. Keadaan atau kondisi jasmani (fisiologis) merupakan kebugaran siswa. Kondisi organ tubuh yang bugar akan membawa semangat dan intensitas pada aktivitas belajar siswa. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan pengelihatan siswa juga mempengaruhi kemampuan siswa menyerap informasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Hal yang berpengaruh selanjutnya setelah tingkat kebugaran siswa  sebagai faktor dari dalam adalah aspek mental (psikologis). Psikologis berkaitan dengan kemampuan mental dari dalam diri siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Faktor-faktor yang ter

Pengertian Belajar dalam Agama Buddha

Image
Pengertian Belajar dalam Agama Buddha. Sudjana (2010: 28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam belajar dapat dilihat dari tingkat pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan, kecakapan, daya reaksinya, penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. Aspek yang hendak dicapai dalam belajar dapat dilihat dari tiga komponen, yaitu: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Belajar adalah suatu proses yang terjadi di dalam diri individu yang diaktifkan oleh orang itu sendiri. Proses belajar dikontrol oleh siswa sendiri dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pengaruh lingkungan tidak dapat memaksakan kemampuan siswa itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan ajaran Buddha yang terdapat dalam syair Dhammapada berikut ini: Attan’ āva kataṁ pāpaṁ attanā saṅkilissati, attanā akataṁ pāpaṁ Attan’ āva visujjhati. Suddhi asuddhi paccattaṁ. N’āññaṁ āññaṁ visodhaye (oleh diri sendiri kejahatan

Pengertian Belajar Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Pada dasarnya belajar mengandung pengertian yang sangat luas. Para ahli mendefinisikan pengertian belajar berdasarkan pada sudut pandang serta pengalaman yang berbeda-beda. Dahar (2006: 2) menyatakan bahwa belajar adalah proses di mana siswa berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda-beda untuk memahami segala sesuatu meskipun melakukan hal yang sama. Dalam pengertian tersebut mengandung arti pentingnya sebuah pengalaman dalam belajar. Belajar Menurut Para Ahli Hosnan (2014: 7) menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Proses interaksi dalam belajar sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan. Interaksi menunjukkan bahwa lingkungan dapat dijadikan siswa sebagai su

Faktor-Faktor Interaksi Teman Sebaya (Peer Group) Menurut Para Ahli

Image
Faktor-Faktor Interaksi Teman Sebaya (Peer Group) Menurut Para Ahli. Teman sebaya merupakan bagian dari sebuah kelompok sosial dalam masyarakat. Menurut Walgito (2010: 12) sebuah kelompok sosial terbentuk karena adanya kesamaan dalam setiap anggota. Kesamaan sebagai landasan terbentuknya suatu kelompok sangat beragam dan bervariatif. Kesamaan tersebut seperti agama, ras, suku, kebudayaan, profesi, kepentingan, tujuan, sampai ke hal yang sederhana seperti hobi dan minat. Kesamaan yang dimiliki akan membawa manusia dalam sebuah kegiatan bersama. Sebagai contoh mahasiswa dengan hobi sepak bola akan sering mengadakan pertandingan sepak bola. Melalui pertandingan sepak bola masing-masing mahasiswa akan sering berinteraksi. Interaksi yang terjadi dapat secara rutin dengan jadwal yang teratur atau secara spontan. Sebagai bagian dari sebuah kelompok dalam masyarakat, teman sebaya mempunyai perbedaan yang dibatasi oleh berbagai hal. Batasan-batasan tersebut akan menjelaskan posisi seseor

Pengertian Interaksi Teman Sebaya (Peer Group) Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Interaksi Teman Sebaya (Peer Group) Menurut Para Ahli. Menurut Suwarna, dkk. (2005: 93) interaksi adalah pengaruh timbal balik atau saling mempengaruhi satu sama lain, yang terjadi antara dua pihak atau lebih. Pihak yang terlibat dalam sebuah interaksi berarti melakukan sebuah komunikasi. Komunikasi yang terjadi dapat berupa lisan atau tertulis. Melalui komunikasi manusia akan memberikan pandangan dan pola pikir yang dimiliki. Kepribadian dan pola pikir terbentuk dari pengaruhi yang diberikan orang lain. Hubungan timbal balik antarmanusia akan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Sugono, dkk. (2008: 542) berpendapat bahwa interaksi merupakan proses saling melakukan aksi, berhubungan, dan saling mempengaruhi.  Proses interaksi terjadi karena adanya aksi dan hubungan antarmanusia. Hubungan yang terjadi akan saling memberikan pengaruh bagi masing-masing pelaku interaksi. Pengaruh yang diberikan dapat berupa dampak positif dan negatif. Manusia melakukan interaksi un

Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli. Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menjalani masa perkuliahan di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa mempunyai umur rata-rata sekitar 18-21 tahun. Ditinjau dari segi psikologi mahasiswa berada pada fase remaja akhir dan dewasa awal (Nurhayati, 2011: 50). Fase remaja akhir dan dewasa awal merupakan masa transisi kepribadian dengan pola pikir menuju kedewasaan. Masa transisi kepribadian mahasiswa dapat mulai terlihat dari cara berpola pikir. Mahasiswa cenderung mulai memikirkan tentang masa depan secara lebih serius. Rasa tanggungjawab atas diri sendiri akan semakin besar. Bagi mahasiswa pemikiran tentang karier menjadi salah satu pokok permasalah utama. Mahasiswa Menurut Para Ahli Yusuf & Nani M. Sugandhi (2011: 119) mengatakan bahwa berdasarkan fase perkembangan peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa tidak hanya tentang pencapaian kesuksesan secara akademik. Mahasiswa diharapkan mampu menunjuk

Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli. Kecerdasan emosional pertama kali diungkapkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Havard University dan John Mayer dari University of New Hampshire. Salovey dan Mayer (Hamid, 2007: 14) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai satu subset kecerdasan sosial yang melibatkan kebolehan seseorang memantau emosi dan perasaannya sendiri dan orang lain dapat mendiskriminasikannya dan menggunakan maklumat ini untuk membimbing cara pemikiran dan tindakannya. Ahli lain yang bernama Baron pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkain kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000: 180). Kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan dalam memantau emosi dan perasaannya sendiri yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam kehidupan. Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli

Pengertian Emosi Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Emosi Menurut Para Ahli. Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan tertentu yang menyertai setiap perilaku individu. Perasaan-perasaan tersebut seperti gembira, bahagia, putus asa, terkejut, dan benci. Emosi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk energi batiniah yang muncul dari pusat alam perasaan seseorang yang merupakan daya pendorong untuk menuju hidup yang lebih baik. Emosi mengacu kepada ketegangan yang terjadi pada individu akibat dari tingkat kemarahan yang tinggi. Dari segi etimologi emosi berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan atau bergerak. Kemudian ditambah dengan awalan “e” untuk memberi arti “bergerak jauh” (Surya, 2007: 112). Emosi Menurut Para Ahli Sarlito Wirawan Sarwono (Surya, 2007: 115) berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam). John Waston (Yusuf, 2011: 118) mengemukakan ada

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Menurut Para Ahli

Image
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Menurut Para Ahli. Kecerdasan manusia akan berkembang baik apabila faktor diluar dirinya yang mempengaruhi mendukung. Dalyono berpendapat ada lima faktor yang mempengaruhi kecerdasan yaitu pembawaan, kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan yang khas, dan kebebasan (2009: 188). Pembawaan ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan seseorang yakni dapat dan tidaknya memecahkan suatu masalah, salah satunya ditentukan oleh pembawaan. Kemampuan seseorang yang berbeda-beda, karena salah satu faktor yang mempengaruhi ialah pembawaan. Manusia yang dari kecil di didik bersamaan, tetapi suatu perbedaan akan tetap ada. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kecerdasan dan fisik manusia dapat dikatakan matang apabila dapat menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, seorang anak kecil belum mampu berpikir seperti orang de

Pengertian Kecerdasan Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Kecerdasan Menurut Para Ahli. Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar. Kecerdasan juga dapat membuat individu meraih kesuksesan dalam hidupnya. Dalam mengartikan kecerdasan atau intelegensi, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Kecerdasan menurut Howard Gardner (Agus, 2005: 81) adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Kecerdasan menurut Gardner yaitu suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi masalah dan dapat menciptakan seseuatu yang memiliki nilai. David Wescler juga memberi pengertian kecerdasan sebagai suatu kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif (Syaiful, 2010: 82). Kutipan tersebut menyatakan bahwa kecerdasan merupakan suatu kemampuan individu yang dapat berpikir dan bertindak secara baik. Chaplin (Yusuf, 2011: 106) mengartikan intelegensi sebagai kemampuan men

Pengertian Sosial Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Sosial Menurut Para Ahli. Proses sosial terjadi karena adanya interaksi antara dua individu atau kelompok yang melakukan komunikasi dan kontak sosial. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu  informasi, pemberian tafsiran, dan  reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Sumber informasi dapat berupa ciri fisik atau penampilan. Ciri fisik merupakan  identitas yang dimiliki seseorang sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Ciri penampilan dapat berupa bentuk tubuh, penampilan berpakaian, dan daya tarik wajah. Setiadi dan Kolip (2011: 61) berpendapat bahwa di dalam kehidupan masyarakat, seseorang berinteraksi dengan orang lain secara pribadi maupun kelompok. Interaksi dalam berbagai aspek kehidupan akan menghasilkan timbal balik sebagai proses sosial. Aspek-aspek sosial yang saling mempengaruhi misalnya, antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, agama dan politik, ekonomi dan huk

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial yang saling bergantung antara satu dengan yang lain. Hubungan sosial terjalin untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perilaku sosial tampak jelas ketika terjadi interaksi antarindividu maupun antarkelompok di masyarakat. Kehidupan sosial masyarakat berlangsung dinamis selalu berubah sesuai perkembangan zaman.  Kajian tentang perilaku manusia di dalam kehidupan sosial disebut sosiologi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono dkk, 2008: 1331) sosial adalah berkaitan dengan masyarakat, adanya komunikasi, usaha menunjang pembangunan, suka memperhatikan kepentingan umum, menolong, dan menderma. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan kata Yunani logos yang artinya kata atau berbicara. Berarti sosiologi adalah berbicara mengenai masyarakat atau segala sesuatu yang ada hubunganya dengan pola-pola interaksi masyarakat. Sosiologi adalah salah satu cabang ilmu peng

Pengertian Kemampuan Afektif Siswa dalam Belajar Menurut Para Ahli

Image
Pengertian Kemampuan Afektif Siswa dalam Belajar Menurut Para Ahli. Menurut Allport dalam Djali (2009: 114) ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.  Sikap adalah suatu kesiapan mental dan syaraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Sikap tidak muncul ketika dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior), melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior). Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek manakala telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi (Sanjaya, 2011: 130). Domain afektif yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah per

Macam-Macam Kemampuan Afektif Siswa dalam Belajar Menurut Para Ahli

Image
Macam-Macam Kemampuan Afektif Siswa dalam Belajar Menurut Para Ahli. Krathwohl dalam Sudijono (2009: 54) menyatakan bahwa ranah afektif terbagi menjadi lima, yaitu: (a) menerima atau memperhatiakan (receiving or attending); (b) menanggapi (responding); (c) menilai atau menghargai (valuing); (d) mengatur atau mengorganisasikan (organization); dan (e) karakterisasi dengan suatu nilai (characterization by a value). Menerima atau memperhatikan (receiving or attending) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Kesadaran dan keinginan untuk menerima rangsangan, mengontrol, dan menyeleksi gejala-gejala yang datang dari luar. Menerima atau memperhatikan sering diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini, siswa dibina agar bersedia menerima nilai yang diajarkan dan mau menggabungkan ke dalam nilai serta mengidentikkan diri denga

Prinsip-Prinsip Ilmiah dalam Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Menurut Para Ahli

Image
Prinsip-Prinsip Ilmiah dalam Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Menurut Para Ahli. Pembelajaran CTL dalam pelaksanaannya memiliki prinsip ilmiah. Prinsip-prinsip ilmiah ini yang akan membuat siswa melakukan interaksi antar siswa maupun dengan guru. Jonhson (2011: 86)  menyebutkan terdapat tiga prinsip ilmiah dalam CTL, yaitu: a) prinsip kesaling-bergantungan; b) prinsip diferensiasi; c) prinsip pengorganisasian diri. Prinsip kesaling-bergantungan adalah mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini tampak jelas ketika subjek yang berbeda dihubungkan, dan ketika kemitraan mengabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan komunikasi. Prinsip-Prinsip Ilmiah dalam Pembelajaran Kontekstual Prinsip diferensiasi adalah mewujudkan siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing, untuk menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja s

Asas-Asas dalam CTL Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Menurut Para Ahli

Image
Asas-Asas dalam CTL Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Menurut Para Ahli. Menurut Sanjaya (2006: 264-268) CTL sebagai suatu pendekatan mempunyai tujuh asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, yaitu: a) konstruktivisme; b) inkuiri; c) bertanya; d) masyrakat belajar; e) pemodelan; f) refleksi; dan g) penilaian otentik. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterprestasi objek tersebut. Dengan demikian pengetahuan tidak bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan mengkonstruksikannya. Pembelajaran pada CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksikan p

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam Agama Buddha

Image
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam Agama Buddha. Pendekatan pembelajaran berbasis kontekstual dalam agama Buddha telah diterapkan sejak kehidupan Sang Buddha. Ajaran-ajaran yang diajarkan Sang Buddha kepada siswanya selalu dikaitkan dengan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswanya. Dalam Udana III ayat 2, diceritakan: Sang Buddha memegang tangannya, dengan kekuatan batin beliau membawanya ke alam dewa Tavatimsa. Dalam perjalanaan, Sang Buddha menunjukkan hutan yang terbakar kepada Nanda dimana seekor kera rakus sedang duduk di atas dahan yang sedang terbakar, telinga, hidung, serta ekornya telah terbakar pula. Ketika sampai di surga Tavatimsa, Sang Buddha menunjukkan 500 bidadari cantik yang melayani Dewa Sakka, dan Sang Buddha bertanya manakah yang lebih cantik bidadari atau isterinya Janapada Kalyani? Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam Agama Buddha Dari cerita di atas, Buddha memberikan pelajaran kepada Nand