Latar Belakang Masalah Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa dalam PTK
Latar Belakang Masalah Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa dalam PTK. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas
suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan saat ini menjadi perhatian bagi
Indonesia. Beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
peningkatan saran dan prasarana, perubahan kurikulum, dan proses belajar
mengajar, peningkatan kualitas guru, penyempurnaan sistem penilaiaan dan
sebagainya. Sebagai contoh proses belajar mengajar dipengaruhi oleh masukan
(siswa), keluaran (lulusan), lingkungan alam, sosial, dan budaya serta
instrumen pembelajaran. Instrumen pembelajaran ini terdiri dari guru, kurikulum,
media, metode, pendekatan dan sarana prasarana. Semua komponen tersebut saling
mendukung satu sama lain dan perlu dikembangkan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu tugas kelas utama guru,
dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran sering ditemui adanya
keterlibatan siswa yang masih rendah. Dominasi guru dalam proses pembelajaran
menyebabkan kecenderungan siswa lebih banyak menunggu materi dari guru,
daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuaan, ketrampilan atau sikap
yang mereka butuhkan.
Proses pembelajaran masih banyak ditemukan secara
konvensional, seperti drill, atau bahkan ceramah. Proses ini hanya menekankan
pada pencapaian pedoman kurikulum dan penyampaian tekstual semata daripada
mengembangkan kemampuan belajar siswa. Kondisi seperti ini tidak akan menumbuh
kembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan.
Akibatnya nilai-nilai yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran, para guru perlu memperbaiki aktivitas
pembelajaran, bekerja sama dengan siswa dan komponen-komponen yang lain.
Kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi belajar
dapat bersumber dari:
- Kesulitan dalam memahami istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran.
- Kesulitan dengan angka. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan benar.
- Kebanyakan konsep-konsep dalam materi secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang abstrak dan komplek sehingga untuk mengatasi hal tersebut konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu.
Pembelajaran secara umum dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yaitu faktor intern meliputi cara belajar, minat, motivasi intelegensi,
kesehatan dan kemampuan kognitif. Faktor ekstern yang mempengaruhi meliputi
kurikulum, guru, lingkungan, metode mengajar, keadaan sosial ekonomi, dan
fasilitas belajar.
Untuk memberikan hasil belajar yang baik dan bermakna,
proses belajar siswa seharusnya merupakan proses yang aktif didalam diri siswa
dan mengacu bagaimana siswa belajar. Oleh karena itu guru dituntut agar dapat
membuat atau menyusun program pembelajaran yang dapat membangkitkan, keaktifan,
minat, motivasi dan prestasi belajar siswa.
Kendala dalam proses belajar mengajar pada pelajaran itu
disebabkan oleh jam mengajar tiap pokok bahasan yang kurang, shingga
masih banyak siswa yang belum tuntas. Apabila guru berkeinginan mengadakan
praktikum, maka akan mengurangi jam mengajarnya, sehingga guru biasanya
menggunakan metode demostrasi atau penjelasan dengan gambar-gambar.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu
tindakan guna memperbaiki proses maupun prestasi belajar siswa. Menurut
Suharsimi Arikunto (1993:103), bahwa dengan minat belajar, siswa akan
mudah menyerap materi yang diberikan. Sehingga bila siswa kurang minat
dalam belajar, siswa akan susah menyerap materi yang diberikan. Selain minat,
keaktifan siswa dalam aktivitas belajar mengajar juga kurang, kurang baiknya cara
belajar dan lingkungan belajar siswa yang diduga menjadi penyebab rendahnya
hasil belajar siswa tersebut.
Menurut Tabrani (1994: 37) cara belajar seseorang bisa
mempengaruhi hasil belajar orang tersebut. Untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan guna meningkatkan keaktifan
belajar siswa yang nantinya diharapkan akan memperbaiki hasil belajar siswa
pada materi pelajaran yang bersangkutan. Sebagai tindak lanjut untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan (action research) yang
berorientasi pada perbaikan kualitas pembelajaran melalui sebuah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) (Suharsimi Arikunto
dkk, 2006: 2).
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih