Pengertian Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS)
Pengertian Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS). Metode pembelajaran Think Pair and Share (TPS) ini
berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali
dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang
dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara
yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi
bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan
kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa
membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya . Sekarang guru
menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan
dialami. Guru memilih menggunakan think-pair-share untuk membandingkan
tanya jawab kelompok keseluruhan.
Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa (Lie, 2004). Model pembelajaran Think Pair and Share (TPS)
adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap
siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Dengan metode klasikal
yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh
kelas, tipe Think Pair and Share (TPS) ini memberi
kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Lie, 2004).
Sytaks Think Pair and Share (TPS)
Sytaks Think Pair and Share (TPS). Pembelajaran
think pair share merupakan pembelajaran berbasis diskusi kelas dengan kelompok
siswa berpasangan. Model pembelajaran Think Pair and Share (TPS)
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana model pembelajaran
kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar
lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Sharan (dalam
Isjoni, 2010:23) menyebutkan bahwa siswa yang belajar menggunakan metode
pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan
didukung dari rekan sebaya. Jadi, siswa tidak lagi memperoleh pengetahuan itu
hanya dari guru, dengan belajar kelompok seorang teman haruslah memberikan
kesempatan kepada teman lainnya untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara
mengharagi pendapat orang saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan
satu sama lainnya.
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Think Pair and Share (TPS)
Langkah-langkah model pembelajaran Think Pair and Share (TPS)
mempunyai tiga tahapan, yaitu tahap memikirkan masalah (think), tahap
berpasangan (pair), dan presentasi atau diskusi kelas (share).
Tahap Berpikir (Think)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang
dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit
untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa
berbicara atau mengerjakan bukan berfikir. Dalam menentukan batasan waktu untuk
tahap ini, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan, jenis dan bentuk pertanyaan yang diberikan, serta
jadwal pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.
Tahap Berpasangan (Pair)
Langkah kedua adalah guru meminta para siswa untuk
berpasangan (bisa dengan teman sebangku atau dengan teman dekat yang lain)
untuk memikirkan masalah pada tahap think dan menyamakan presepsi terhadap
permasalahn yang diberikan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan
jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide
bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. Tahap pair ini memberikan
peluang bagi siswa untuk mengungkapkan ide dan gagasan dengan saling berdiskusi
dengan pasangannya. Hal ini menjadikan pembelajaran lebih efektif, karena
masing- masing siswa dituntut aktif dalam pembelajaran.
Tahap Berbagi (Share)
Pada tahap akhir, guru meminta pasangan- pasangan untuk
berbagi dengan kelompok berpasangan keseluruhan kelas dengan menunjuk salah
satu pasangan untuk mempresentasikan hasil kerjanya, dan dibahas secara
klasikal (Lyman, 1990; Ledlow, 2001; Azizah, 2003; Anonim, 2007).
Hal ini efektif baik untuk guru maupun siswa untuk mengetahui ide- ide
dari tiap pasangan, dan kegiatan sharing ini dilanjutkan sampai sekitar
sebagian pasangan mendapat hasil dari yang didiskusikan untuk dilaporkan atau
dipresentasikan. Pada langkah akhir ini, guru meminta pasangan-pasangan
tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan
mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Langkah ini akan menjadi efektif jika
guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan yang lain, sehingga
seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan
untuk melapor. Langkah ini merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah
sebelumnya, dalam arti bahwa langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi
lebih memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan
kelompok yang lain. Hal ini juga agar siswa benar-benar mengerti ketika guru
memberikan koreksi maupun penguatan di akhir pembelajaran.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih