Model-Model Pembelajaran Tematik Terpadu Menurut Para Ahli
Model-Model Pembelajaran Tematik Terpadu Menurut Para Ahli. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam proses
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra
mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Fogarty, R (1991: 61-65) Mengungkapkan 10 model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah sebagai berikut:
Fogarty, R (1991: 61-65) Mengungkapkan 10 model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Model Fragmen (The Fragmented Model)
Model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata
pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara diskrit masing-masing
mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus tercapai ketika satu satuan waktu
telah ditempuh, misalnya pada satu catur wulan.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan
cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).
Menurut Padmono mengatakan bahwa pembelajaran terpadu
melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki
keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu
memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Keuntungan pembelajaran model ini
adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata
pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya
adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat
hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
2. Model Terhubung (The Connected Model)
Setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara
topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Model
ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu
sendiri. Fogarti (1991) menyatakan bahwa di dalam mata pelajaran terdapat isi
mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan
konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau
direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
efektif. Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di
dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa-siswa yang akan
memahami hubungan secara otomatis.
Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah
adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi
kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap. Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan
gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang
pengembangan/mata pelajaran lain.
3. Model Tersarang (The Nested Model)
Model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian
kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah
keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu
unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi
keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan
keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa
keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan
perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak
memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
Kekrangannya adalah apabila taanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa
keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada
siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
4. Model Terurut (The Sequenced Model)
Model pembelajaran dimana saat guru mengajarkan suatu mata
pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain dalam urutan
pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan. Kelebihannya yaitu dengan
menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan
prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam
buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan
bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan
dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam
mengurutkan sesuai peristiwa terkini.
5. Model Terbagi (The Shared Model)
Suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan
disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Misalnya Matematika dan IPA
disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam
menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang
mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang
saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.
Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu
memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan
konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.
6. Model Jaring Laba-laba (The Webbed Model)
Salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu
menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata
pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan
mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian
konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini untuk
mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya “transportasi”,
“penyelidikan”, dan lain-lain.
Contoh dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa
dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat
mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir
angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata
pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk
mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi
tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat
berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.
Sedangkan kelemahan model ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka
cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa,
dan guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi
terabaikan.
7. Model Pasang Benang (The Threaded Model)
Model pembelajaran yamg menfokuskan pada metakurikulum yang
menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjrk. Misalnya untuk
melatih keterampilan berpikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran
dicari materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti pada komponen
memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah
bacaan dan sebagainya.
Keuntungan dari model ini antara lain: konsep berputar
sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk
tiap mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya
belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era
globalisasi. Sedangkan kelemahannya yaitu hubungan isi antar materi pelajaran
tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami
keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
8. Model Integrasi (The Integrated Model)
Pembelajaran yang menggabungkan bidang studi denggan cara
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling berhubungan di dalam
beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan antar bidang
studi. Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadumengatakan bahwa model
integrated kurikulum menyajikan satu pendekatan penyebrangan mata pelajaran
mirip dengan model “Shared”. Model integrated memadukan mata pelajaran dengan
latar prioritas kurikulum pada tiap penemuan keterampilan-keterampilan,
konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih mata pelajaran tersebut.
Keuntungan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan,
saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran.
Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan
belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan
untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga
mendorong motivasi murid. Sedangkan kelemahannya yaitu model ini sulit
dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan tinggi,percaya diri dalam
prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata
pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan
mengajar bersama.
9. Model Terbenam (The Immersed Model)
Model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran
dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran
maka selain Biologi, Kimia, Komputer, Ia juga harus mempelajari fisika dan
setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini merupakan satu dari
model yang memungkinkan pelajar menyeberang dan atau tetap di dalam mata
pelajaran tenggelam dalam minat dan kemaunnya untuk belajar.
Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai
ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang
lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan dari model
ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk
mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.
10. Model Jaringan (The Networked Model)
Model pembelajaran yang berupa kerjasama antara siswa dengan
seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan
mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara
tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku
bacaan, internet, TV, atau teman, kakak, orang tua dan sebagainya yang dianggap
ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa
termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan
pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit
sasarannya. Sedangkan kelemahannya adalah kemungkinan motivasi siswa akan
berubah kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena
mendapat hambatan dalam mencari sumber.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih