Pengertian Skala Pengukuran dan Teknik Penskalaan Menurut Para Ahli
Pengertian Skala Pengukuran dan Teknik Penskalaan Menurut Para Ahli. Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk
berbagai objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
Skala merupakan tahapan yang sangat penting dalam penelitian.
Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio.
Terdapat empat jenis skala yang dapat digunakan untuk mengukur atribut, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio.
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan untuk objek atau kelas objek untuk tujuan identifikasi. Nomor jaminan social seseorang, nomor punggung pemain sepakbola, loker, dan lain-lain adalah suatu skala nominal. Demikian juga, jika dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan kode 1 dan wanita mendapat kode 2, untuk mengetahui jenis kelamin seseorang adalah melihat apakah orang ini berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut tidak mewakili hal lain kecuali jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun mendapat angka yang lebih tinggi, tidak berarti “lebih baik” dibanding pria, atau “lebih banyak” dari pria. Kita boleh saja membalik prosedur pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan salah satu jenis pengukuran dimana
angka dikenakan terhadap data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2
lebih besar dari 1, bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3,
adalah berurut, dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya. Contoh,
angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk
tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita juga bisa memakai angka
10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20 untuk tahun kedua, 25 untuk tahun
ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara kedua ini tetap mengindikasikan
level kelas masing-masing mahasiswa dan relative standing dari dua orang, yaitu
siapa yang terlebih dahulu kuliah.
3. Skala Interval
Skala interval merupakan salah satu jenis pengukuran dimana
angka-angka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih
antara angka-angka. Selisih antara 1 dan 2 setara dengan selisih antara 2 dan
3, selisih antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih antara 1 dan 2.
Contoh adalah skala temperature, misalnya temperature yang rendah pada
suatu hari adalah 400 F dan temperature yang tinggi adalah 800 F.
Disini kta tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih
panas dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit menjadi
skala Celsius, dimana C = (5F – 160) / 9, sehingga temperature yang rendah
adalah 4,40 C dan temperature yang tinggi adalah 26,60 C.
4. Skala Ratio
Skala ratio merupakan salah satu jenis pengukuran yang
memiliki nol alamiah atau nol absolute, sehingga memungkinkan kita
membandingkan magnitude angka-angka absolute. Tinggi dan berat adalah dua
contoh nyata disini. Seseorang yang memiliki berat 100 kg boleh dikatakan dua
kali lebih berat dibandingkan seseorang yang memiliki berat 50 kg, dan
seseorang yang memiliki berat 150 kg tiga kali lebih berat dibandingkan
seseorang yang beratnya 50 kg. Dalam skala ratio nol memiliki makna empiris
absolute yaitu tidak satu pun dari property yang diukur benar-bnar eksis.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur sikap, diantaranya
adalah self-report. Self report merupakan metode penilaian sikap
dimana responden ditanya secara lansung tentang keyakinan atau perasaan mereka
terhadap suatu objek atau kelas objek.
1. Skala Likert Summated Ratings
Skala likert summated ratings merupakan teknik self
report bagi pengukuran sikap dimana subjek diminta untuk mengindikasikan
tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masingmasing
pernyataan. Skala likert adalah salah satu teknik pengukuran sikap yang paling
sering digunakan dalam riset pemasaran. Dalam pembuatan skala likert, periset
membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan suatu isu atau objek, lalu
subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau
ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan.
2. Skala Semantic Differential
Skala semantic differential merupakan salah satu teknik self
report untuk pengukuran sikap dimana subjek diminta memilih satu kata
sifat atau frase dari sekelompok pasangan kata sifat atau pasangan frase yang
disediakan yang paling mampu menggambarkan perasaan mereka terhadap suatu
objek. Misalnya kita kembali menggunakan persoalan pengukuran sikap terhadap
bank. Periset perlu membuat daftar pasangan kata sifat atau pasangan frase
berkutub-dua. Skala yang telah dibuat kemudian disebarkan pada suatu sampel
responden. Setiap responden diminta membaca seluruh frase berkutupdua dan
menandai sel yang paling mampu menggambarkan perasaannya. Responden biasanya
diberi tahu bahwa sel-sel ujung adalah sel-sel objek paling deskriptif, sel tengah
adalah sel netral, dan sel-sel antara sebagai sel agak deskriptif serta sel
cukup deskriptif. Jadi sebagai contoh, jika seorang responden merasa bahwa
pelayanan bank A berkualitas sedang, maka dia akan menandai sel keenam dari
kiri.
Referensi:
Churchill,
Gilbert A. 2005. “Dasar-Dasar Riset
Pemasaran”, Edisi 4, Jilid I, Alih Bahasa Oleh Andriani, Dkk, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih