Aspek-Aspek Metode Pembelajaran Debat Aktif Menurut Para Ahli

Aspek-Aspek Metode Pembelajaran Debat Aktif Menurut Para Ahli. Aspek-aspek debat aktif adalah segi dalam debat yang memenuhi kelengkapan keberlangsungan debat. Berdasarkan urutan pada bagian sebelumnya, bahwa debat memiliki aspek yang harus diperhatikan karena merupakan bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Aspek-Aspek Metode Pembelajaran Debat Aktif Menurut Para Ahli
Metode Debat Aktif
Zainul Arifin (2007: 45) mengungkapkan aspek-aspek dalam debat diantaranya adalah:
  1. Tema. Tema adalah suatu hal yang merupakan masalah atau persoalan yang akan dibahas dan dikembangkan didalam debat. Tema menjadi pokok pembicaraan dan hampir selalu melekat dan menjiwai seluruh proses debat. Sehingga tema harus dipilih dengan berbagai penyesuaian, agar debat tampak hidup. Tema debat sebaiknya ditentukan dan dipublikasikan terlebih dahulu sebelum debat itu sendiri dilaksanakan. Tema debat akan lebih baik jika merupakan masalah yang menarik dan aktual atau diaktualisasikan untuk dapat mengundang pendapat kritis dan rasa ingin tau pendengar. Untuk itu, sebuah tema dalam debat harus dapat membangkitkan prosedur niatan yang ada dalam jiwa seseorang terhadap hal atau tema yang dimaksud, pertamakali harus dapat menarik perhatian. Tema debat yang menarik perhatian akan mendatangkan minat dan hasrat akan muncul untuk mengetahui isi tema lebih lanjut. Jika isi tema telah atau sudah diketahui secara keseluruhan, maka akan diambil suatu keputusan, kemudian tergerak untuk dilakukan tindakan nyata sebagai wujud dari hasil pengambilan keputusan.
  2. Moderator. Moderator adalah orang yang memimpin jalannya debat. Sebagai pemimpin, moderator bertindak memandu, menengahi, semacam mewasiti pembicaraan dalam debat. Menjadi seorang moderator dalam suatu debat sebenarnya tugas yang amat berat, yakni memimpin dan mengarahkan jalannya keseluruhan proses debat. Moderator harus sungguh-sungguh menguasai bahan-bahan yang diperdebatkan. Dalam suatu proses debat, moderator harus bersikap netral serta tegas dalam menegakkan ketertiban, sopan santun dan disiplin dalam menggunakan waktu. Namun dalam hal-hal tertentu moderator juga dituntut mampu bersikap persuasive bahkan kalau diperlukan harus mampu menciptakan suasana yang segar misalnya melalui humor yang sehat. Disamping itu, seorang moderator harus mempunyai kepribadian yang mantap agar dapat menghadapi kesulitan yang kerap muncul dalam proses debat. Mengingat tugas yang harus dipikul, maka untuk menunjuk moderator dalam suatu debat harus dipilih seseorang dengan kriteria-kriteria yang dapat dipenuhi, paling tidak mendekati kriteria-kriteria yang sudah dijabarkan diatas.
  3. Peserta. Peserta adalah orang yang mengambil peran dan terlibat langsung untuk menyumbangkan gagasan dalam sebuah debat. Peserta debat bisa terdiri dari perseorangan atau kelompok. Peserta dibagi kedalam dua pihak atau lebih yang berseberangan, yaitu pihak pendukung dan pihak penyangkal. Pihak pendukung harus mengajukan usul negatif atau sanggahan terhadap kandungan tema yang disuguhkan dalam debat.
Dalam suatu debat, peserta merupakan komunikator atau pembicara yang bertugas utuk meyakinkan pendengar melalui usul-usul mereka. Sehubungan dengan hal itu, terdapat sejumlah faktor yang harus diketahui dan dimiliki oleh peserta debat selaku pembicara atau komunikator, antara lain ialah sebagai berikut:
  1. Ethos. Ethos dalam komunikasi adalah hal-hal dasar yang dimiliki oleh seorang pembicara sehingga dia dapat menjadi sumber kepercayaan bagi para pendengarnya. Kepercayaan tersebut akan timbul berdasarkan karakter yang dimiliki oleh pembicara. Karakter tersebut antara lain berupa wibawa, pengetahuan dan komitmen pembicara terhadap tema yang dibicarakan.
  2. Pothos. Pathos adalah kemampuan berbicara dalam menyampaikan himbauan emosional yang dapat menyentuh perasaan para pendengarnya, misalnya melalui pemilihan kata dan kalimat yang tepat, intonasi nada yang bervariasi dan lain sebagainya. Sehingga baik secara sadar maupun tidak sadar telah menjadikan para pendengarnya berada di pihak pembicara.
  3. Logos. Logos merupakan kemampuan pembicara untuk menyampaikan imbauan logis dalam suatu usul berdasarkan hasil pemikiran yang konstruktif dan mantap sehingga diluar pemikiran pembicara tersebut dapat dicerna dan diikuti oleh pendengar.
  4. Pendengar. Debat dapat saja dihadiri oleh para pendengar dari berbagai kalangan, para pendengar dituntut untuk memperhatikan jalannya perdebatan secara aktif, karena pada akhir debat para pendengar biasanya di minta untuk menyampaikan opini atau pemberian suara terhadap hasil debat. Oleh karena itu, pendengar harus dapat mengembangkan dirinya agar menjadi pendengar yang baik. Rangkaian seni mendengar, antara lain adalah: a) Keadaan fisik dan mental harus netral tidak ada tekanan; b) Mengembangkan rasa ingin tau dan kesediaan untuk mendengarkan; c) Memperhatikan sikap pembicara; d) Memperhatikan cara penggunaan bahasa pembicara; e) Memberikan penilaian atas jalan pikiran pembicara, argumentasi dan jalan pemecahan yang diajukan pembicara serta fakta-fakta pendukungnya; f) Membandingkan persamaan atau perbedaan antara hasil analisis yang dikemukakan oleh pembicara dengan pengetahuan yang dimiliki.
  5. Waktu. Pihak penyelenggara harus merancang alokasi waktu debat sesuai dengan kebutuhan, para peserta harus diberi kesempatan secukupnya untuk memaparkan usul mereka secara jelas. Hendaknya penjabaran alokasi waktu dijabarkan kepada peserta debat terlebih dahulu sebelum debat dimulai.
Referensi:
Zainul Arifin. 2007. Skripsi: Urgensi Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam Meningkatkan Keberanian Berbicara Siswa Pada bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Darussalam Kelas 2 Surabaya.

Comments

Popular posts from this blog

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Project Based Learning Menurut Para Ahli

Komponen Kurikulum Menurut Para Ahli

Pengertian Pendekatan Belajar MODERAT (Modification Of Reciprocal Teaching) Menurut Para Ahli