12 Ciri-Ciri Artikel yang Baik Menurut Para Ahli
12 Ciri-Ciri Artikel yang Baik Menurut Para Ahli. Bagi seseorang yang hobby menulis sangatlah tepat untuk membaca artikel ini. Dirangkum dari beberapa ahli mengenai kriteria sebuah artikel yang
baik. Adanya perbedaan antarbagian dalam artikel memberikan kemudahan kepada
pembaca dalam menangkap tekanan ide-ide tertentu. Dengan demikian, ide-ide
besar yang dimiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Berikut
ini ciri-ciri tulisan yang baik.
1. Memiliki kejujuran penulis
Kepribadian penulis sebenarnya tampak dari hasil menulis.
Sikap jujur penulis tampak dalam tulisan-tulisan yang dihasilkan. Sikap adil dalam
merujuk pendapat orang lain dengan mencatumkan rujukan tampak pada tulisan.
Tidak ada unsur kesengajaan dalam menjiplak tulisan-tulisan orang lain, kecuali
faktor lupa yang dapat dianggap sebagai suatu kewajaran.
2. Dihasilkan dari kerangka karangan
Karangan tulisan yang baik dihasilkan dari perencanaan yang
baik pula. Perencanaan karangan tulisan memberikan keleluasaan penulis dalam
mendaftar, mengurutkan, dan menuangkan gagasan yang dimiliki ke dalam bentuk
tulisan. Tidak ada gagasan yang tertinggal. Tidak ada pula lompatan-lompatan
gagasan. Tulisan menjadi sistematis dan gagasan mudah dipahami pembaca.
3. Kemenarikan tulisan
Kemenarikan tulisan dapat muncul dari kemasan judul dan isi
bacaan. Prinsip-prinsip penulisan judul harus dipatuhi penulis. Misalnya judul
harus memcerminkan isi karangan, jumlah kata yang proporsional, dan menumbuhkan
rasa penasaran. Ketertarikan pembaca akan memunculkan minat untuk membaca
tulisan.
4. Kemurnian gagasan
Kemanarikan tulisan juga ditentukan oleh kemurnian
gagasan/pikiran. Jika gagasan/pikiran sudah banyak disampaikan oleh orang lain,
akan muncul kejenuhan, kebosanan, dan rasa basi bagi pembaca. Tulisan ini tidak
memberikan daya tarik yang cukup untuk dibaca.
Penulis dapat menuangkan gagasannya dari kejadian/peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan nyata, berimajinasi, dan bersumber dari kajian
pustaka dan pengembangannya. Namun, perlu diingat bahwa pengangkatan
gagasan/pikiran yang bersumber dari tulisan orang lain memiliki konsekuensi.
Penulis yang merujuk pendapat penulis utama harus mencatumkan nama dan tahun
dalam kegiatan merujuk dan mencantumkan daftar rujukan (di saat lain, digunakan
daftar pustaka) di akhir tulisan. Penghargaan kepada penulis utama layak
diberikan.
![]() |
Artikel |
5. Memiliki gagasan pokok dan penjelas
Tulisan yang baik memiliki gagasan utama. Gagasan utama
dikemas secara deduktif, induktif, atau campuran. Gagasan utama ini diwujudkan
melalui kalimat utama. Gagasan utama ini dijelaskan oleh gagasan penjelas.
Gagasan penjelas ini diwujudkan melalui kalimat penjelas.
6. Kesatuan gagasan
Tulisan terdiri atas berbagai gagasan/pikiran, baik bersifat
utama maupun penjelas. Penulis bukan hanya menyebar dan menjabarkan gagasan,
melainkan harus menyatukan dengan baik. Kesatuan gagasan dapat memberikan
pemahaman yang baik kepada pembaca.
7. Keruntutan gagasan
Tulisan yang baik seharusnya memiliki keruntutun
gagasan/pikiran yang baik. Penulis bukan hanya menjabarkan gagasan dalam
tulisan, melainkan harus menata dan mengurutkan gagasan. Hal ini bertujuan
untuk menyusun dan menentukan urutan pemahaman pembaca sehingga menerima pesan
penulis dengan baik.
8. Kohesi dan koheren
Hubungan keterikatan dalam tulisan mutlak diperlukan.
Hubungan keterikatan ini disebut koherensi dan kohesi. Dalam Kamus Bahasa
Indonesia, koherens adalah hubungan logis antarkalimat sebuah paragraf.
Hubungan logis ini dibangun untuk menciptakan kesatuan makna. Kalimat-kalimat
yang dirangkai dan dipisahkan dengan tanda titik (.) ini memiliki hubungan yang
dapat diterima dengan akal. Hubungan ini erat kaitannya dengan makna sebagai
bentuk kalimat penjelas dari kalimat utama. Semakin erat dan logis hubungan
kalimat akan semakin mempermudah pemahaman pembaca atas rangkaian makna yang
tersaji.
Kohesi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah
keterikatan antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana dengan
penanda konjugasi, pengulangan, penyulihan, dan pelesapan. Selain memiliki
hubungan logis antarkalimat, paragraf memiliki keterikatan unsur-unsur
pembangun sebagai penanda. Unsur-unsur ini memiliki keterikatan erat karena
merujuk pada acuan kalimat sebelumnya. Jika koherensi mengacu pada rujukan
makna, acuan kohesi adalah unsur-unsur penanda struktur kalimat, misalkan Dia
tetap berangkat sekolah meskipun hujan.
9. Kelogisan
Kelogisan tulisan merupakan faktor mudah tidaknya tulisann
diterima pembaca. Jika tulisan dapat diterima akal, pembaca akan menuntaskan
bacaan. Namun, jika banyak ditemukan tulisan yang tidak dapat diterima akal,
pembaca belum tentu akan menuntaskan bacaan. Dengan demikian, sia-sia saja
usaha penulis dalam menyajikan gagasannya.
10. Penekanan
Dalam sebuah tulisan terdapat berbagai sebaran gagasan. Jika
penulis hendak memberikan perhatian khusus sebuah gagasan, dapat digunakan
sebuah penekanan. Penekanan pada bagian tertentu sebuah tulisan memberikan
kemudahan pembaca dalam menangkap gagasan yang dikhususkan oleh penulis.
11. Bahasa yang sesuai dengan kelompok pembaca
Kemampuan bahasa kelompok pembaca seharusnya menjadi
perhatian bagi penulis. Gagasan penulis jika disampaikan dengan bahasa yang
tidak dipahami oleh pembaca akan sia-sia. Setidaknya, penulis dapat
memperkirakan kemampuan sasaran pembaca tulisannya, misalnya (a) ditujukan
untuk anak-anak, remaja, atau dewasa atau (b) ditujukan untuk orang awam/di
luar bidang yang digeluti.
12. Dipahami oleh kelompok pembaca
Ciri terakhir tulisan yang baik tentu harus dipahami oleh
pembaca. Harapannya, tiap gagasan yang dituangkan penulis dapat dipahami dengan
baik oleh pembaca. Jika tidak dapat dipahami, kerugian ditanggung penulis dan
pembaca. Gagasan penulis tidak dapat diterima pembaca dan pembaca mengalami
kerugian materi dan waktu.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih