Pengertian Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Menurut Para Ahli
Pengertian Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Menurut Para Ahli. Pendekatan Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannya dalam kelas (Trianto, 2007: 96).
Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa ketrampilan-ketrampilakn kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudin membantu siswa mengembangkan ketrampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat dan dukungan.
Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa ketrampilan-ketrampilakn kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudin membantu siswa mengembangkan ketrampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat dan dukungan.
Baca juga: Kumpulan Teori dan Artikel Model Pembelajaran
![]() |
Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) |
Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman yaitu, perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan prediksi (Trianto, 2007: 97).
1. Perangkuman
Dalam kegiatan ini guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling penting dalam teks. Teks dapat diringkas dalam paragraf, kalimat, dan sebagian secara keseluruhan. Ketika siswa pertama memulai prosedur pengajaran timbal balik, upaya mereka umumnya difokuskan pada kalimat dan paragraf. Saat mereka menjadi lebih mahir, mereka mampu mengintegrasikan antar paragraf.
2. Pengajuan Pertanyaan
Pengajuan pertanyaan merupakan tahapan Reciprocal Teaching yang bertujuan untuk menghasilkan pertanyaan, meringkas strategi untuk memperkuat dan membawa siswa satu langkah lebih jauh dalam kegiatan pemahaman. Ketika siswa menghasilkan pertanyaan, maka terlebih dahulu mengidentifikasi jenis informasi yang cukup signifikan untuk memberikan substansi pertanyaan. Siswa kemudian menggunakan berbagai informasi yang diidentifikasi dari sebuah teks dalam bentuk pertanyaan dan self-test untuk memastikan bahwa mereka memang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.
3. Pengklarifikasian
Menurut Iskandar (2004) tugas mengklarifikasi adalah mencari kata-kata yang sulit atau masih belum pernah dikenal, dan konsepkonsep sulit yang membuat bacaan sulit dipahami. Kemampuan siswa dalam mengklarifikasi jawaban dapat diukur dari respon siswa terhadap kesalahan, yang biasa dilakukan dengan menandai dan merefisi atau menambah jawaban dengan berpedoman pada prinsip dasar yang dipelajari
4. Prediksi
Tugas memprediksi adalah memprediksi jawaban dari suatu permasalahan yang ada pada wacana. Kegiatan memprediksi menurut Palinscar dan Klenk(1992) dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan, dimana pengetahuan siswa akan menjadi sangat bermakna bila pengetahuan yang telah di bentuk diaplikasikan pada berbagai situasi yang dihadapinya
Referensi:
Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih