Asas-Asas dalam CTL Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Menurut Para Ahli
Asas-Asas dalam CTL Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Menurut Para Ahli. Menurut Sanjaya (2006: 264-268) CTL sebagai suatu pendekatan
mempunyai tujuh asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, yaitu: a) konstruktivisme; b)
inkuiri; c) bertanya; d) masyrakat belajar; e) pemodelan; f) refleksi; dan g)
penilaian otentik.
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pengetahuan memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari
dalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu
objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk
menginterprestasi objek tersebut. Dengan demikian pengetahuan tidak bersifat
statis tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan mengkonstruksikannya.
Pembelajaran pada CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksikan
pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan hanya akan
fungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan
tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Oleh karena itu siswa didorong
untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.
Inkuiri adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan
bukanlah hasil dari mengingat namun dari proses menemukan sendiri. Dalam
proses perencanaan guru bukanlah mempersiapkan sebuah materi yang harus
dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminnya. Melalui proses mental itulah,
diharapkan siswa berkembang secara utuh, baik intelektual, mental, emosional,
maupun pribadinya. Penerapan asas ini dalam proses pembelajaran CTL, dimulai
dari kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Siswa harus
didorong untuk menemukan masalah. Jika masalah telah dipahami selanjutnya siswa
dapat megajukan jawaban sementara dengan rumusan masalah yang diajukan. Dari
hal tersebut siswa akan menuntun siswa elakukan observasi dan mengumpulkan data
serta merumuskan kesimpulan. Melalui proses berpikir yang sistematis seperti di
atas, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis, yang
kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.
Bertanya (Questioning) adalah sebagai refleksi dari
keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru
tidak menyampaikan materi begitu saja, akan tetapi memancing siswa agar dapat
menemukan sendiri. Melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan
mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Suatu
pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk
menggali informasi. Informasi tersebut tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
materi pelajaran dan membangkitkan motivasi untuk belajar. Tidak hanya itu,
tetapi juga merangsang keingintahuan terhadap sesuatu, memfokuskan pada sesuatu
yang diinginkan, dan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
Masyarakat belajar (learning community) adalah pengetahuan
dan pemahaman anak banyak yang ditopang oleh komunikasi dengan orang
lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendirian, tetapi
membutuhkan batuan orang lain. Kerjasama saling memberi dan menerima dapat
dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar (learning
community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui
kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang
terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari sharing dengan
oarang lain, antar kelompok.
Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara memainkan alat musik. Proses modeling tidak
terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang
dianggap memiliki kemampuan. Misalnya, siswa yang pernah menjadi juara dalam
membaca puisi dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan
teman-temannya, dengan demikian siswa dianggap sebagai model. Melalui modeling siswa
dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan
terjadinya verbalisme.
Refleksi (reflection) adalah proses pengendapan pengalaman
yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali
kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui
proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif
siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
Dengan adanya refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah
dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannya. Setiap akhir proses
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa
menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang
pengalaman belajarnya.
Penilaian otentik (authentic assesment) adalah
proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah
siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman siswa memiliki pengaruh
yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
Penilaian yang otentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran.
Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, tekanannya lebih diarahkan kepada proses belajar bukan kepada
hasil belajar.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih