Macam-Macam Kemampuan Afektif Siswa dalam Belajar Menurut Para Ahli
Macam-Macam Kemampuan Afektif Siswa dalam Belajar Menurut Para Ahli. Krathwohl dalam Sudijono (2009: 54) menyatakan bahwa ranah
afektif terbagi menjadi lima, yaitu: (a) menerima atau memperhatiakan
(receiving or attending); (b) menanggapi (responding); (c) menilai atau
menghargai (valuing); (d) mengatur atau mengorganisasikan (organization); dan
(e) karakterisasi dengan suatu nilai (characterization by a value).
Menerima atau memperhatikan (receiving or attending) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Kesadaran dan keinginan untuk menerima rangsangan, mengontrol, dan menyeleksi gejala-gejala yang datang dari luar. Menerima atau memperhatikan sering diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini, siswa dibina agar bersedia menerima nilai yang diajarkan dan mau menggabungkan ke dalam nilai serta mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh, siswa menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak disiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
Menanggapi (responding), mengandung arti adanya partisipasi
aktif. Kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat
reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Contoh, hasrat siswa tumbuh untuk
mempelajari dan mengali lebih dalam lagi ajaran-ajaran agama tentang
kedisiplinan.
Menerima atau memperhatikan (receiving or attending) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Kesadaran dan keinginan untuk menerima rangsangan, mengontrol, dan menyeleksi gejala-gejala yang datang dari luar. Menerima atau memperhatikan sering diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini, siswa dibina agar bersedia menerima nilai yang diajarkan dan mau menggabungkan ke dalam nilai serta mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh, siswa menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak disiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
![]() |
Macam-Macam Kemampuan Afektif Siswa |
Menilai atau menghargai (valuing), artinya memberikan nilai
atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek dan jika
kegiatan tersebut tidak dikerjakan maka akan menimbulkan penyesalan. Dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran, siswa tidak hanya menerima nilai yang
telah diajarkan, tetapi memiliki kemampuan untuk menilai konsep dan fenomena
baik atau buruk. Jika suatu materi pembelajaran telah mampu mereka nilai dan
dapat mengatakan itu adalah baik, maka siswa telah menjalani proses penilaian.
Nilai tersebut telah ditanamkan dalam dirinya, sehingga nilai tersebut stabil
dalam diri siswa. Contoh, tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri siswa untuk
berlaku disiplin, baik di sekolah, rumah, maupun di tengah-tengah kehidupan
masyarakat.
Mengatur atau mengorganisasikan (organization), artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih
universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan
merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi yang di
dalamnya terdapat hubungan antara nilai yang satu dengan yang lain. Contoh,
siswa mendukung penegaan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh Bapak
Soeharto pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 1995.
Karakterisasi dengan suatu nilai (Characterization by a
Value) adalah keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya. Pada jenjang ini, siswa telah memiliki sistem nilai yang
mengontrol tingkah lakunya dalam waktu yang cukup lama, sehingga membentuk
karakteristik “pola hidup”, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat
diramalkan. Contoh, siswa telah memiliki kebulatan sikap yang menjadikan ajaran
agama sebagai pedoman dan pegangan hidup dalam hal yang menyangkut kedisiplinan
baik di sekolah maupun masyarakat.
Ranah afektif diurutkan ke dalam suatu garis kontinum dalam
bentuk hierarkis dan pencapaiannya bersifat komulatif. Mulai dari tahap pertama
yaitu menerima suatu nilai, merespon nilai, kemudian muncul penghargaan pada
nilai tersebut. Selanjutnya mengorganisasi nilai-nilai ke suatu sistem nilai
yang sifatnya amat pribadi dan akhirnya berperilaku secara konsisten
berdasarkan nilai yang dimiliki dan dipercayainya.
Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral (Depdiknas, 2008: 4). Sikap adalah suatu
kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu obyek.
Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif,
kemudian melalui penguatan menerima informasi verbal. Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa senang. Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukanindividu terhadap
kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Nilai adalah suatu keyakinan tentang
perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
Moral adalah Moral berkenaan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakuakan diri
sendiri (Krisnawati, 2013).
Budiningsih (2009) menyatakan bahwa aspek afektif dalam
bentuk soft skills meliputi kemampuan mengembangkan kreativitas, produktivitas,
berpikir kritis, bertanggung jawab, memiliki kemandirian, berjiwa kepemimpinan
serta kemampuan berkolaborasi, perlu dimiliki oleh siswa. Penghargaan terhadap
keragaman, memiliki kesadaran akan nilai-nilai kesatuan dalam kemajemukan yang
didasarkan pada nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan religi, amat perlu
dikembangkan. Aspek-aspek nilai lain dalam kurikulum 2013 (2013: 30) bagian
sosial dan spiritual yang menjadi perhatian untuk dikembangkan adalah jujur
yaitu menghindari sikap bohong, mengakui kelebihan orang lain, dan mengakui
kekurangan, kesalahan, atau keterbatasan diri sendiri. Disiplin yaitu mematuhi
tata tertib dan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Tanggung jawab yaitu
menghindarkan diri dari sikap menyalahkan orang lain atau pihak lain, tidak
melemparkan persoalan kepada orang lain, memahami dan menerima risiko atau
akibat suatu tindakan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Toleransi
yaitu menghormati, menghargai, dan memaafkan kesalahan orang lain. Gotong
royong yaitu saling membantu antar sesama. Kerjasama yaitu usaha bersama antara
orang perorang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Santun yaitu sikap
ramah terhadap orang lain, terhadap apa yang dilihat, dirasakan dalam situasi
apapun. Responsif yaitu memberi tanggapan terhadap sesuatu. Proaktif yaitu
melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri dan bertanggung jawab dengan
prilakunya sendiri.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih