Komponen-Komponen Belajar Mengajar Menurut Para Ahli
Komponen-Komponen Belajar Mengajar Menurut Para Ahli. Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung
sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi. Penjelasan dari setiap
komponen tersebut adalah sebagai berikut:
A. Tujuan Belajar Mengajar
Menurut Usman (2006: 23),tujuan adalah suatu cita-cita yang
ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang
diprogramkan tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki
kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Sebagai unsur
penting untuk suatu kegiatan maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa
diabaikan. Demikian juga halnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan
kegiatan belajar mengajar adalah suatu cita-cita yang dicapai dalam
kegiatannya. Kegiatan belajar mengajar tidak bisa dibawa sesuka hati, kecuali
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan dalam pendidikan dalam pengajaran adalah suatu
cita-cita yang bernilai normatif dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat
sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai
itu nantinya akan mewarnai cara peserta didik bersikap dan berbuat dalam
lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Tujuan adalah
komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan
evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian dan didayagunakan untuk mencapai
tujuan seefektif dan seefesien mungkin. Bila salah satu komponen tidak sesuai
dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
![]() |
Komponen-Komponen Belajar Mengajar |
B. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak
akan berjalan. Karena itu, pendidik yang akan mengajar pasti memiliki dan
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada peserta didik. Ada
dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan
pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap.
Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut
bidang studi yang dipegang oleh pendidik sesuai dengan profesinya (disiplin
keilmuannya). Bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran
yang dapat membuka wawasan seorang pendidik agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok.
Bahan pelajaran harus diajarkan secara tuntas oleh pendidik,
jangan sampai ada yang ketinggalan karena akan berdampak pada sukses atau
tidaknya proses belajar mengajar. Biasanya aktivitas peserta didik akan
berkurang bila bahan pelajaran yang pendidik berikan tidak atau kurang menarik
perhatiannya, disebabkan cara mengajar yang mengabaikan prinsip-prinsip
mengajar, seperti apersepsi, korelasi, dan lain-lain.
C. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam
pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua
komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai.
Pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar,
terlibat secara langsung dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai
mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan
pendidik. Pendidik hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki dalam pengajaran dengan pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Kegiatan belajar
mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas peserta didik seoptimal mungkin.
Keaktifan peserta didik menyangkut kegiatan fisik dan
mental. Aktivitas peserta didik bukan hanya secara individual, tetapi juga
dalam kelompok sosial. Aktivitas peserta didik dalam kelompok sosial akan
membuahkan interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila
interaksi itu terjadi antara pendidik dengan semua peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam kegiatan belajar mengajar,
pendidik sebaiknya memperhatikan perbedaan individual peserta didik, yaitu pada
aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Kerangka berpikir demikian
dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap peserta
didik secara individual. Peserta didik sebagai individu memiliki perbedaan
dalam hal sebagaimana disebutkan di atas. Pemahaman terhadap ketiga aspek
tersebut akan merapatkan hubungan pendidik dengan peserta didik, sehingga
memudahkan melakukan pendekatan penguasaan dalam proses belajar mengajar.
D. Metode Pembelajaran
Menurut Jamarah (2006: 35), Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh pendidik dan penggunaannya bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang
pendidik tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila ia tidak menguasai satu
pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan
pendidikan.
Pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode
saja, tetapi pendidik sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar
jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian peserta didik.
Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan
belajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang
mendukungnya dan dengan kondisi psikologi peserta didik. Oleh karena itu, di
sinilah kompetensi pendidik diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Oleh
karena itu, pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya
menguntungkan bila pendidik mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaannya.
E. Alat Belajar Mengajar
Menurut Ahamda D. Marimba, sebagaimana dikutip oleh Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 36), alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu
alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai
tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat
bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah,
larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe,
papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan
sebagainya. Ahli lain membagi alat pendidikan dan pengajaran menjadi alat
material dan nonmaterial.
Alat material termasuk alat bantu audiovisual di dalamnya.
Penggunaan alat bantu audiovisual dalam proses belajar mengajar sangat didukung
oleh Dwyer, salah satu tokoh aliran Realisme. Aliran realisme berasumsi bahwa
belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan
audiovisual yang mendekati realitas. Menurut Miller, dkk. Sebagaimana dikutip
oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 37), lebih banyak sifat bahan
audiovisual yang menyerupai realisasi makin mudah terjadi proses belajar.
Karenanya, ada kecenderungan dari pihak pendidik untuk memberikan bahan
pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan penjelasan yang mendekati
realisasi kehidupan dan pengalaman peserta didik.
F. Sumber Pelajaran
Belajar mengajar, telah diketahui, bukanlah berproses dalam
kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan, di dalamnya ada sejumlah nilai
yang disampaikan kepada peserta didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan
sendirinya, tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Udin Saripuddin Winataputra dan Rustana Ardiwinata
sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 37),
yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau
asal untuk belajar seseorang.
Menurut Sudirman N., dalam buku Strategi Belajar Mengajar
karya Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Sumber belajar sesungguhnya banyak
sekali terdapat dimana-mana: di sekolah, di halaman, di pusat kota, di
pedesaan, dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut
tergantung pada kreativitas pendidik, waktu, biaya, serta kebijakan kebijakan
lainnya.
Para ahli sepakat dalam mengemukakan sumber-sumber belajar
adalah segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan
kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Roestiyah, sebagaimana
dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah:
- Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
- Buku/perpustakaan
- Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv dan lain-lain).
- Lingkungan
- Alat pengajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis)
- Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno)
- Sudirman N, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu adalah:
- Manusia (people).
- Bahan (materials).
- Lingkungan (setting).
- Alat dan perlengkapan (tool and equipment).
- Aktivitas (activities).
- Pengajaran berprogram.
- Simulasi.
- Karya wisata.
- Sistem pengajaran modul.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih