Jenis-Jenis Hasil Belajar Menurut Para Ahli
Jenis-Jenis Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Pembelajaran adalah suatu proses sosialisasi individu siswa
dengan lingkungan, sekolah, guru, sumber atau fasilitas, dan semua siswa.
Pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi, pendekatan, metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Siswa harus dibiasakan
untuk diberi kesempatan bertanya dan berpendapat, sehingga diharapkan proses
pembelajaran matematika lebih bermakna.
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang hasil
belajar perlu dirumuskan secara jelas dari kata tersebut, kerana secara
etimologi hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang ada (terjadi) oleh suata
kerja, berhasil sukses. Untuk mengetahui jenis-jenis hasil belajar menurut para
ahli mari kita simak berikut ini.
![]() |
Belajar Sepanjang Masa |
Jenis-Jenis Hasil Belajar Menurut Salahudin Mahfudh
Salahudin (1987: 27-28) menyatakan bahwa hasil belajar dapat
muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembentukan tingkah laku seseorang
antara lain:
- Kebiasan. Kebiasaan yaitu cara bertindak yang dimiliki seseorang dan diperoleh melalui belajar. Cara tersebut bersifat tetap dan otomatis, selama hubungan antara individu yang bersangkutan dengan obyek tindaknya itu konstan. Kebiasaan pada umumnya dilakukan tanpa perlu disadari sepenuhnya.
- Keterampilan. Keterampilan adalah perubahan tingkah laku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot dan digerakkan serta dikoordinasikan oleh system syaraf. Keterampilan dilakukan secara sadar dan penuh perhatian, tidak seragam serta memrlukan latihan yang berkesinambungan.
- Akumulasi Persepsi. Dengan belajar sesorang dapat memperoleh persepsi yang banyak mengenai berbagai hal, misalnya pengenalan simbol, angka atau pengertian dengan benda yang konkrit.
- Asosiasi dan Hafalan. Teori asosiasi mengatakan bahwa belajar terjadi dengan ulangan atau pembiasaan, dimana anak diberikan stimulus sehingga menimbulkan reaksi. Hafalan adalah seperangkat ingatan mengenai sesuatu sebgai hasil dan penguatan malalui asosiasi, baik asosiasi wajar maupun yang dibuatbuat.
- Pemahaman dan Konsep. Konsep diperoleh melalui belajar secara rasional. Pemahaman diperoleh dengan mencari jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana.
- Sikap. Sikap adalah pemahaman, perasaan, serta kecendrungan bertindakseseorang terhadap sesuatu. Sikap terbentuk karena belajar dan dapat terbentuk positif, netral, ataupun negatif.
- Nilai. Nilai merupakn tolak ukur untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Nilai diperoleh melalui belajar yang bersifat etis. Perolehan nilai dapat terjadi secara bertahap mulai dari kepatuhan atau mempersamakandiri dan internalisasi.
- Moral dan Agama. Moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam kaitannya dengan kehidupan bersama dengan menusia lain. Sedangkan agama merupakan penerapan nilai-nilai yang bersifat transendal dan ghaib. Dalam hal ini dikenal dengan konsep Tuhan dan iman kepada-Nya.
Jenis-Jenis Hasil Belajar Menurut Gagne
Berbeda dengan pendapat sebelumnya Gagne menyatakan bahwa
hasil belajar dapat kita kelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu:
- Informasi verbal
- Ketrampilan intelektual
- Strategi kognitif
- Sikap
- Ketrampilan motoris.
Jenis-Jenis Hasil Belajar Berdasarkan 3 Ranah (Teori Benyamin Bloom)
Dalam pendidikan nasional, klasifikasi hasil belajar
didasarkan pada teori Benyamin Bloom yang membagi menjadi 3 ranah, yaitu:
- Ranah kognitif meliputi: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
- Ranah afektif meliputi: penerimaan, jawaban atau reaksi, organisasi dan internalisasi.
- Ranah psikomotor meliputi: gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, ekspresif dan interpretative (Purwanto, 1990: 43-48).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis memberikan
kesimpulan bahwa jenis-jenis hasil belajar bukan hanya dilahat dari nilai.
Namun lebih jauh dari itu ada beberapa aspek yang perlu kita ketahui dalam
memberikan nilai setelah pembelajaran selesai.
Referensi:
Mahfudh,
Salahudin. 1987. Metodologi
Pendidikan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Purwanto,
Ngalim. 1990. Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih