Pengaruh Interaksi Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar
Pengaruh Interaksi Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Manusia memerlukan interaksi dengan orang lain dan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Proses interaksi antarmanusia terbentuk secara alami dan
terus- menerus. Alami berarti proses interaksi antarmanusia terjadi karena
dorongan dari dalam diri. Dorongan untuk melakukan interaksi akan berlangsung
secara terus- menerus sampai akhir masa kehidupan.
Manusia melakukan interaksi untuk mempertahankan dan
menjalankan kehidupan. Selain untuk mempertahankan hidup, proses interaksi
memiliki tujuan tertentu. Interaksi antarmanusia didasari atas sebuah tujuan
secara pribadi atau kolektif. Tujuan secara pribadi misalnya manusia masuk ke
dalam kelompok sosial agar memperoleh perlindungan. Tujuan secara kolektif
seperti kelompok sosial bekerja sama dengan pemerintah untuk memperkuat posisi
dalam bisnis. Manusia melakukan interaksi pertama dengan lingkungan keluarga.
Orangtua menjadi landasan awal dalam membentuk pola interaksi di kehidupan awal
manusia. Manusia belajar banyak hal tentang berbagai cara kehidupan di
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga memberikan kemampuan dasar kehidupan
seperti cara makan, minum, berpakaian, tata krama, dan sopan santun.
Kepribadian awal manusia akan mulai terbentuk dari interaksi dengan orangtua
dan lingkungan keluarga.
Setiap orangtua menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya.
Orangtua akan memberikan berbagai kemampuan hidup untuk anak. Pemberian
kemampuan hidup bertujuan agar anak dapat menjadi manusia yang baik ketika
dewasa. Dalam dunia modern pemberian pengetahuan dari orangtua saja dianggap
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Manusia dituntut untuk mengetahui
dan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Tuntutan pengetahuan yang lebih luas
menyebabkan manusia harus bersekolah. Sekolah sudah menjadi salah satu
kebutuhan pokok bagi mayarakat.
Siswa akan melakukan interaksi secara lebih luas di
lingkungan sekolah. Proses interaksi terjadi antarsiswa, guru, dan masyarakat
sekitar sekolah. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan berbanding lurus dengan
tingkat interaksi yang lebih luas. Siswa akan bertemu dengan lebih banyak siswa
lain dengan latar belakang budaya yang lebih bervariasi. Interaksi yang semakin
luas akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa. Pertukaran kebudayaan
dan pola pikir akan terjadi di dalam pergaulan lingkungan sekolah. Siswa akan
menemukan sahabat-sahabat yang mempunyai banyak kesamaan sehingga terbentuk
hubungan yang erat. Hubungan persahabatan yang erat akan semakin memberikan
rasa nyaman dalam menjalani masa pendidikan. Melalui interaksi dengan sahabat,
siswa dapat saling memberikan motivasi belajar dan saling membantu dalam
menghadapi berbagai kesulitan bersama. Persaingan antarsiswa akan terbentuk
dalam meraih kesuksesan akademik. Persaingan dalam memperoleh kesuksesan
akademik merupakan hal yang positif. Siswa akan semakin memiliki motivasi
belajar yang tinggi melalui persaingan dengan sahabat di sekolah.
Interaksi dengan teman sebaya menjadi tempat sosialisasi
pertama siswa di luar lingkungan keluarga. Siswa akan belajar banyak hal
tentang kemampuan hidup melalui interaksi dengan teman sebaya. Teman sebaya
akan memberikan kemampuan dalam cara berkomunikasi, menyelesaikan suatu
masalah, dan saling menghargai. Siswa akan banyak bercerita kepada teman
sebayanya tentang masalah-masalah yang dihadapi. Saling bertukar cerita akan
memberikan rasa nyaman bagi siswa. Siswa tidak akan mempunyai perasaan kesepian
dan sendirian. Interaksi teman sebaya juga akan menjadi penyalur bakat dan
minat bagi siswa. Melalui teman sebaya siswa dapat mengembangkan diri dengan
hobi dan kesenangan yang dimiliki. Melalui kesamaan hobi dan bakat akan
tercipta kebersamaan yang kuat Antarsiswa.
Siswa yang melakukan kenakalan remaja cenderung gagal dalam
dunia pendidikan. Siswa dengan kebiasaan tawuran dan minum-minuman keras akan
memberikan efek negatif terhadap kesuksesan akademik. Kesuksesan akademik yang
dicapai cenderung akan rendah. Efek negatif yang paling berbahaya adalah
gagalnya siswa dalam menuntaskan program belajar. Tawuran dan miras
merupakan efek negatif dari dunia pendidikan secara fisik. Selain efek negatif
yang bersifat fisik, dunia pendidikan juga dapat memberikan efek negatif
nonfisik. Efek negatif nonfisik ini dapat berupa produk pendidikan dengan nilai
akademis baik tetapi tidak diimbangi dengan moral baik.
Beberapa kasus tawuran remaja, minuman keras, dan korupsi
membuktikan bahwa kesuksesan siswa dalam dunia pendidikan belum maksimal. Dunia
pendidikan seharusnya menjadi tempat mencari ilmu dan membentuk karakter siswa
yang baik tetapi dapat juga membawa efek negatif. Efek-efek negatif dari
pergaulan antarsiswa dalam dunia pendidikan harus bisa diminimalisir. Siswa
yang terpengaruh hal negatif akan membawa kerugian bagi diri sendiri dan orang
lain. Siswa yang mengalami kegagalan dalam menempuh pendidikan akan
sangat mempengaruhi kehidupan dan masa depan. Kegagalan dalam dunia pendidikan
terwujud dalam kehidupan sehari-hari siswa seperti rusaknya moral, nilai
akademik kurang baik, dan pelanggaran norma di masyarakat.
Pergaulan antarpeserta dididk dalam hal negatif akan
merugikan diri sendiri, orangtua, dan masyarakat. Kerugian bagi masyarakat
seperti terciptanya lulusan pandai tetapi tidak mempunyai karakter yang baik.
Manusia pandai tanpa karakter yang baik akan cenderung mementingkan keuntungan
pribadi meski harus melanggar norma masyarakat seperti koruptor. Siswa
merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di
masa depan. Generasi penerus bangsa harus memiliki kecerdasan akademik dengan
disertai moral yang baik. Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan spiritual
merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia pendidikan. Kesuksesan siswa
secara nyata terlihat dalam prestasi akademik dan karakter dikehidupan
sehari-hari.
Pemerintah sudah melakukan berbagai usaha dalam meningkatkan
prestasi siswa dengan diimbangi karekter yang baik. Wujud usaha dalam
meningkatkan prestasi terdapat dalam batasan standar kelulusan. Setiap sekolah
mempunyai standar kelulusan agar tercipta lulusan yang benar-benar berkualitas.
Sedangkan peran pemerintah untuk memperbaiki karakter siswa terlihat melalui
pergantian kurikulum pendidikan. Awal tahun 2013 pemerintah mewacanakan
penggunaan kurikulum 2013 yang berbasis karakter. Kurikulum 2013 akan berorientasi
pada karakter di samping ilmu pengetahuan bagi siswa. Dunia pendidikan dituntut
untuk menciptakan lulusan berkualitas dengan diimbangi karakter yang baik.
Karakter yang baik pada siswa berhubungan erat dengan pendidikan agama.
Pola pergaulan tidak dapat terlepas dari peran serta
pengawasan orangtua. Dalam agama Buddha pola hubungan antara anak dengan
orangtua terdapat pada dalam Sigalaka sutta. Sigalaka Sutta berisi
tentang kewajiban anak terhadap orangtua dan kewajiban orangtua terhadap anak.
Salah satu kewajiban orangtua adalah memberikan keterampilan untuk profesi atau
keahlian. Pemberian keterampilan di era modern yaitu dengan menyekolahkan anak.
Selain kewajiban memberikan keterampilan dalam profesi atau keahlian orangtua juga
wajib menjaga anak agar tidak berbuat jahat. Menjaga untuk tidak berbuat jahat
dapat dilakukan melalui pengawasan pergaulan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua kewajiban orangtua tersebut jika diterapkan dalam dunia pendidikan maka
akan tercipta anak-anak yang cerdas dan berkepribadian baik.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih