Landasan Filosofi Pendidikan Agama Buddha
Landasan Filosofi Pendidikan Agama Buddha. Landasan filosofi
pendidikan dalam agama Buddha dapat dilihat rumusan empat kebenaran mulia (cattāri
ariya saccāni), yaitu mengidentifikasi adanya dukkha, sebab dukkha, terhentinya
dukkha, dan jalan menuju terhentinya dukkha (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014: 109). Dari rumusan ini Sang Buddha memberikan petunjuk
bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara sistematis. Mengatasi masalah
secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai pendidikan yaitu dari mengidentifikasi
adanya penderitaan, asal penderitaan, terhentinya penderitaan dapat dihasilkan pengalaman
mengatasi penderitaan. Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa diartikan
sebagai ilmu atau pengalaman baru dari proses pembelajaran mengatasi
penderitaan.
Pendidikan agama Buddha
pada dasarnya bersifat terbuka dan tidak ada yang disembunyikan. Terbuka yang
dimaksud seperti penjelasan dhamma atau ajaran Buddha mengudang untuk
dibuktikan yang diistilahkan ehipasiko,
artinya datang, lihat, dan buktikan (Hardy, 1994: 285). Penjelasan itu
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada pengakajian, pemahaman yang
rasional, dan pengalaman empiris dari semua ajaran Buddha.
Pendidikan agama Buddha
juga memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan membentuk siswa menjadi pribadi
yang bermoral sesuai dengan norma-norma yang berlaku baik dari segi perbuatan,
ucapan, dan pikiran. Dalam Dhammapada BAB XXI Pakinnaka, syair 281 (Norman,
2004: 42) Sang Buddha bersabda “...Guarding one’s speech, well restrained in
mind and body, one should not do evil. Purifying these paths of action, one
would attain the path taught by the sages...”. Artinya hendaklah ia menjaga
ucapan, dan mengendalikan pikiran dengan baik serta tidak melakukan perbuatan
jahat melalui jasmani. Hendaklah ia memurnikan tiga saluran perbuatan ini,
memenangkan jalan yang telah dibabarkan oleh para suci.
Berdasarkan sabda Buddha
di atas disampaikan bahwa untuk mencapai jalan pembebasan, seseorang harus
menjaga ucapan, mengendalikan pikiran dari hal-hal buruk, dan tidak melakukan
perbuatan jahat melalui jasmani. Oleh karena itu, sebagai umat Buddha sangat
penting untuk mempelajari ajaran Sang Buddha melalui pendidikan agama Buddha di
sekolah agar bisa mengenal dan memahami ajaran Sang Buddha. Dengan demikian
dapat mengerti mana yang harus dilakukan dan yang tidak dilakukan baik melalui
ucapan, pikiran, dan badan jasmani.
Pendidikan Agama Buddha
juga dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang beriman, berakhlak
mulia, dan meningkatkan potensi spiritual. Peningkatan potensi spiritual
mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan serta
penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama
Buddha sangat penting karena selain memberikan pengtahuan tentang agama Buddha
kepada siswa secara teoritis, juga sebagai sarana untuk menanamkan sifat-sifat
baik pada diri siswa melalui pelajaran tentang moralitas Buddhis yang dapat
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih