Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam proses pendidikan Islam metode mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan. Karena metode menjadi salah
satu sarana yang memberikan makna bagi materi pelajaran, sehingga materi
tersebut dapat dipahami dan diserap oleh peserta didik menjadi
pengertianpengertian fungsional yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Tanpa metode suatu materi tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien
dalam kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan. Secara
etimologi, istilah berasal dari bahasa Yunani Metodos. Metha berarti melalui
atau melewati dan hodos yang berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan
(Armai Arief, 2002: 40).
Dalam bahasa Arab metode disebut tariqoh artinya jalan,
cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu, menurut istilah yaitu
suatu sistem atau cara mengatur suatu cita-cita (Nur Uhbiyati & Abu ahmadi,
1997: 136).
M. Arifin (1993: 61) dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam”
mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Ahmad Tafsir (1995: 9) secara umum membatasi bahwa metode
adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik.
Dari beberapa metode di atas bila dikaitkan dengan pendidikan
Islam bahwa metode pendidikan Islam jalan untuk menanamkan pengetahuan agama
pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran yaitu pribadi
Islami (Abuddin Nata, 1997: 9).
Jadi, metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara
yang cepat dan tepat untuk mendidik anak didik agar dapat memahami, menghayati
serta mengamalkan ajaran Islam dengan baik sehingga manusia menjadi yang
berkepribadian Islami. Metode mengajar merupakan salah sau cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai
alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Adapun metode yang digunakan
oleh guru bidang studi PAI adalah:
1. Metode Ceramah
Merupakan suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran
dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak
didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru dalam kelas. Peranan guru dan murid
berbeda dalam metode ceramah ini, yaitu posisi guru disini dalam penuturan dan
menerangkan secara aktif, sedangkan murid hanya mendengarkan dan mengikuti
secara cermat serta membuat catatan tentang pokok persoalan yang diterangkan
oleh guru. Metode ini peran yang utama adalah guru (Abu Ahmadi, 1985: 110)
2. Metode Tanya Jawab
Merupakan suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran
dimana guru bertanya sedangkan murid-murid menjawab tentang bahan materi yang
ingin diperolehnya. Metode Tanya jawab dilakukan:
- Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan.
- Sebagai selingan dalam pembicaraan.
- Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan.
- Untuk mengarahkan proses berfikir.
3. Metode Diskusi
Merupakan suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah
untuk mengambil kesimpulan. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah
yang menimbulkan berbagai macam pendapat, dan akhirnya diambil suatu kesimpulan
yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompokya. Dalam diskusi ini yang perlu
diperhatikan adalah apakah setiap anak sudah mau mengemukakan pendapatnya,
apakah setiap anak sudah dapat menjaga dan mematuhi etika dalam berbicara dan
sebagainya. Barulah diperhatikan apakah pembicaraannya memberikan kemungkinan
memecahkan persoalan diskusi.
4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode ini sering disebut dengan pekerjaan rumah yaitu
metode dimana murid diberi tugas khusus diluar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan
metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, akan
tetapi bisa juga di perpustakaan, laboratorium, di taman dan sebagainya yang
untuk mempertanggungjawabkan kepada guru. Metode resitasi ini dilakukan:
- Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima anak lebih mantap.
- Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri.
- Agar anak-anak lebih rajin.
5. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau
orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh
kelas suatu proses belajar. Misalnya, proses cara mengambil air wudhu, proses
jalannya shalat dua rakaat dan sebagainya. Sedangkan metode aksperimen adalah
metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu
sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengadakan
eksperimen menyelenggarakan shalat Jum'at, merawat jenazah dan sebagainya.
Metode demonsterasi dan eksperimen dilakukan:
- Apabila akan memberikan keterampilan tertentu.
- Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.
- Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab membuat anak akan menarik.
6. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran
merupakan kelompok dari kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis
yang didalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik antara individu serta
saling percaya mempercayai.
Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa, hubungan dengan siswa ini dengan
melalui pendekatan. Adapun pendekatan yang dilaksanakan dalam pendidikan agama
adalah;
- Pendekatan pengalaman yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan.
- Pendekatan pembiasaan yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya.
- Pendekatan emosional yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya.
- Pendekatan rasional yaitu usaha untuk memberikan perasaan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agamanya.
- Pendekatan fungsional yaitu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Referensi:
Abu Ahmadi.
1985. Metodik Khusus Pendidikan
Agama. Bandung: Armico.
Abuddin Nata.
1997. Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Ahmad Tafsir.
1995. Metodologi Pengajaran Agama
Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Armai Arief.
2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
M. Arifin.
1993. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nur Uhbiyati
& Abu ahmadi. 1997. Ilmu
Pendidikan Islam I. Bandung: Pustaka Setia.
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih