Model-Model Evaluasi Program Menurut Para Ahli
Model-Model Evaluasi Program Menurut Para Ahli. Ada banyak
model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam
mengevaluasi program pembelajaran. Kirkpatrick, salah seorang ahli evaluasi
program training dalam bidang pengembangan SDM selain menawarkan model evaluasi
yang diberi nama Kirkpatrick’s training evaluation model juga menunjuk
model-model lain yang dapat dijadikan sebagai pilihan dalam mengadakan evaluasi
terhadap sebuah program.
Berdasarkan pendapat para ahli akan diuraikan secara singkat
beberapa model yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman
kerja dalam pelaksanaan evaluasi program.
![]() |
Evaluasi Program |
A. Evaluasi model Kirkpatrick
Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah “Kirkpatrick four levels evaluation model”. Evaluasi terhadap efektivitas program training menurut Kirkpatrick mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 – Reaction, level 2 – Learning, level 3 – Behavior, level 4 – Result.
B. Evaluasi model CIPP
Konsep evaluasi model CIPP (Context, Input, Prosess and Product) pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act).
Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan tetapi untuk memperbaiki. The CIPP approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but to improve (Madaus, Scriven, Stufflebeam, 1983: 118). Evaluasi model CIPP dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, manajemen, perusahaan sebagainya serta dalam berbagai jenjang baik itu proyek, program maupun institusi. Dalam bidang pendidikan Stufflebeam menggolongkan sistem pendidikan atas 4 dimensi, yaitu context, input, process dan product, sehingga model evaluasi yang ditawarkan diberi nama CIPP model yang merupakan singkatan ke empat dimensi tersebut.
C. Evaluasi model Stake ( Model Couintenance )
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi,
yaitu description dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalam program
pendidikan, yaitu antecedent (context), transaction (process) dan outcomes.
Stake mengatakan bahwa apabila kita menilai suatu program
pendidikan, kita melakukan perbandingan yang relatif antara program dengan
program yang lain, atau perbandingan yang absolut yaitu membandingkan suatu
program dengan standar tertentu.
Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini
adalah bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi.
Stake mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan judgement di
lain fihak. Dalam model ini antecendent (masukan) transaction (proses) dan
outcomes (hasil) data di bandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada
perbedaan antara tujuan dengan keadaan yang sebenarnya, tetapi juga
dibandingkan dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat program (Farida
Yusuf Tayibnapis, 2000: 22).
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih