Model-Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Para Ahli
Model-Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Para Ahli. Penelitian Tindakan Kelas atau yang lebih sering kita dengan istilah PTK dapat dikatakan sebagai suatu penelitian yang hendaknya dilakukan oleh para tenaga pendidikan di Indonesia. Selain oleh tenaga pendidikan kegiatan penelitian ini juga tentunya tidak asing lagi untuk kalangan mahasiswa yang mengambil konsentrasi bidang pendidikan. Ada banyak sekali Model-Model yang dapat kita terapkan dalam PTK. Beberapa Model PTK yang sering digunakan di dalam dunia pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Baca juga: Kumpulan Teori dan Artikel Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
1. Desain PTK Model Kurt Lewin
Kurt Lewin menyatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
![]() |
Desain PTK Model Kurt Lewin |
2. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart
Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
Baca selengkapnya ....
3. Desain PTK Model John Elliot
Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu 3 sampai 5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajarmengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa langkah, itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini:
![]() |
Desain PTK Model John Elliot |
4. Desain PTK Model Dave Ebbut
PTK model Dave Ebbutt secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
![]() |
Desain PTK Model Dave Ebbut |
5. Desain PTK Model Hopkins
Desain ini berpijak pada desain model PTK pendahulunya. Selanjutnya Hopkins (1993: 191) menyususn desain tersendiri sebagai berikut: mengambil start - audit - perencanaan konstruk -perencanaan tindakan (target, tugas, kriteria keberhasilan) - implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang komitmen: cek kemajuan; mengatasi problem) - cek hasil - pengambilan stok - audit dan pelaporan.
![]() |
Desain PTK Model Hopkins |
Comments
Post a Comment
Dengan hormat,
Mohon berkomentar sesuai dengan topik artikel
Komentar berbau iseng semata tidak akan di publikasikan
Terima kasih